Assalamu'alaikum Warahmatullahiwabarakatuh. Ustadz kapan Eramuslim
akan membahas kesesatan Syiah dan hubungannnya dengan zionis/Yahudi
dalam memusuhi Islam. agar umat islam tidak tertipu dan menganggap
syiah adalah bagian dari Islam, Jazakumullahu khoiron katsriron
Jawaban
Wa'alaykumsalam.
Warrahmatullahi Wabarakatuh. Jazakallah atas pertanyaannya saudaraku. Tampaknya persoalan Syiah ini
memang sangat dibutuhkan masyarakat.
Syiah bagai musuh dalam selimut. Mereka mengaku Islam tapi diam-diam
menusuk dari belakang.
Saudaraku, sejujurnya media Islam harus concern
untuk melawan Syiah dan mempertegas perbedaan tauhid antara Islam dan
Syiah. Saya sendiri dalam rubrik ini telah berkali-kali membahas
kesesatan Syiah. Dari mulai ajaran, stigma bahwa mereka anti Yahudi,
sampai hubungan gelap mereka dengan Israel. Namun mengingat pentingnya
perkara ini, maka itu tidak salah pula, untuk kitareview kembali.
Kesesatan Syiah
Saudaraku,
kesesatan Syiah adalah sebuah keniscayaan yang sudah menjadi
kesepakatan ulama muslim. Hal ini dikarenakan akidah tauhid mereka yang
memang berbeda antara Islam dan Syiah. Maka itu tak heran, Imam
Bukhori dalam Kholgul Afail halaman 125, pernah berkata, “Bagi
saya sama saja, apakah aku sholat dibelakang Imam yang beraliran JAHM
atau Rofidhoh (Syiah) atau aku sholat di belakang Imam Yahudi atau
Nasrani. Dan seorang Muslim tidak boleh memberi salam pada mereka, dan
tidak boleh mengunjungi mereka ketika sakit juga tidak boleh kawin
dengan mereka dan tidak menjadikan mereka sebagai saksi, begitu pula
tidak makan hewan yang disembelih oleh mereka."
Salah satu
kesesatan Syiah adalah rukun iman versi mereka sendiri yang menyelisihi
umat muslim. Lima rukun iman versi Syiah tidak menyebutkan bentuk
keimanan kepada para Malaikat, Rasul dan Qadha dan Qadar.
Mereka juga menghina Al Qur’an yang ada ditangah kaum muslimin saat ini sebagai palsu dan tidak orisinil. Dalam kitab Al Kaafi misalnya, sebuah kitab yang kedudukannya di sisi mereka sudah seperti Shahih Al-Bukhari
di sisi kaum muslimin, karya Abu Ja’far Muhammad bin Ya’qub Al-Kulaini
(2/634), dari Abu Abdullah (Ja’far Ash-Shadiq), ia pernah berkata: “Sesungguhnya Al Qur’an yang dibawa Jibril kepada Muhammad (ada) 17.000 ayat."
Selanjutnya di dalam Juz 1, hal 239-240, dari Abu Abdillah ia berkata, bahwa “…Sesungguhnya
di sisi kami ada mushaf Fathimah ‘alaihas salam, mereka tidak tahu apa
mushaf Fathimah itu. Abu Bashir berkata: ‘Apa mushaf Fathimah itu?’ Ia
(Abu Abdillah) berkata: ‘Mushaf 3 kali lipat dari apa yang terdapat di
dalam mushaf kalian. Demi Allah, tidak ada padanya satu huruf pun dari
Al Qur’an kalian…’.” Naudzubillah min dzalik.
Syiah Memusuhi Yahudi?
Selain
itu dalil yang digembar-gemborkan bahwa Syiah sangat pro terhadap
perlawanan Yahudi tampaknya memang perlu dipertanyakan. Saya sendiri
tidak percaya bahwa Syiah itu betul-betul memusuhi Yahudi. Kehidupan
Yahudi di Iran pun tenang-tenang saja. Mereka senantiasa diberi
hak-haknya. Tidak ada tanda permusuhan dari seorang Ahmadinejad. Bahkan
Iran adalah Negara di Timur Tengah yang menampung Yahudi terbanyak
setelah Israel dengan jumlah populasi yang mencapai 50.000 orang dan
tersebar di tiga kota, Teheran, Isfahan, dan Shiraz.
Berbeda
dengan kaum sunni (selanjutnya disebut muslim) yang mengalami
penindasan.Mereka mengalami penekanan yang sistematik selama
bertahun-tahun. Pemimpin mereka, seperti Ahmed Mufti Zadeh dan Syeikh
Ali Dahwary, dipenjarakan kemudian dibunuh. Pemerintah Iran juga
menghancurkan masjid-masjid umat muslim, bahkan adzan umat muslim pun
dilarang oleh pemerintah Iran.
Kejadian menyakitkan
teranyar adalah ketika Syiah melarang kaum Muslim menyelenggarakan
shalat Idul Fitri pada 1 Syawal kemarin (31/8). Iran memerintahkan
penganut umat muslim yang merupakan minoritas di negara beragama Syi'ah
itu, untuk tidak menyelenggarakan shalat Idul Fitri secara terpisah.
Bahkan Ratusan polisi diterjunkan di ibukota untuk mencegah orang-orang
Muslim memasuki gedung atau rumah yang mereka sewa untuk menggelar
shalat Idul Fitri. Naudzubillah min dzalik.
Hebatnya,
seakan berbanding terbalik, Sinagog Yahudi justru banyak bertebaran di
seantero Iran, di Teheran sendiri ada 10 tempat ibadah kaum Yahudi
laknatullah tersebut. Mereka aman, sejahtera, sentosa, dan bebas
melaksanakan keyakinannya.
Situasi kegetiran Muslim Iran
pun sangat menyedihkan. Mereka hidup di pinggiran dan perbatasan.
Sementara kaum Syiah dan Yahudi menghuni kawasan kota-kota besar di
Iran. Lalu apa arti dari ini semua? Apakah betul Syiah memusuhi Yahudi?
Hubungan
kekerabatan ini amat wajar sekali terjalin, karena Syiah sendiri
adalah hasil makar Abdullah bin Saba’ seorang Yahudi gembong munafik
yang menyembunyikan kekufuran dan berpura-pura sebagai seorang mulim
karena geram melihat agama mulia ini tersiar dan tersebar di jazirah
Arab, di Imperium Romawi, negeri-negeri Persia sampai ke Afrika dan
masuk jauh di Asia, bahkan sampai berkibar di perbatasan-perbatasan
Eropa.
Maka itu tak heran jika ajaran Syiah mirip dengan
Yahudi. Sebagai contoh Orang Yahudi mengatakan yang layak memegang
kekuasaan adalah keluarga Dawud. Sedangkan kata Syi'ah tidak layak
menduduki imamah (kekuasaan) kecuali anak turun 'Ali bin Abi Thalib
(Ahlul Bait). Yahudi pun mengganti kitab Taurat dengan talmud, sedangkan Syiah merubah kitab suci Al-Qur'an dengan al-Jamiah, al-Jufrdan Mushaf Fatimah.
Hubungan Gelap Antara Syiah dengan Zionis
Hubungan
Syiah Iran dengan Zionis juga adalah sisi gelap yang selalu mereka
tutupi. Beberapa waktu lalu seorang Ulama Syiah sempat membuat
pernyataan mengejutkan, Menurut Ulama Syiah Mahmud Nubia, bahwa
penasehat teras atas Ahmadinejad, Esfandiar Rahim Mashaei, menyatakan
bahwa Iran harus memiliki "hubungan yang bersahabat" dengan Negara
Yahudi, namun Ahmadinejad menahan diri dari posisi ini di depan umum
karena pemimpin tinggi Syiah Iran Ayatollah Ali Khamenei sangat
keberatan dengan hal ini. (Lihat Eramuslim, Ulama Syiah: Ahmadinejad Ingin Menjalin Persahabatan dengan Israel, 27 Mei 2011)
Nubia
lebih lanjut menyatakan bahwa Presiden Iran secara pribadi mengatakan
kepadanya bahwa ia mendukung pernyataan Mashaei, tapi tidak bisa
berkata apa-apa karena menghormati pemimpin tertinggi Syiah Iran, Ali
Khomeini.
Sejatinya, menurut Husain Ali Hasyimi, dalam tulisannya,Al-Harbul Musytarakah Iran wa Israil
bahwa sejak zaman Syiah Pahlevi, Iran telah menjalin hubungan
perdagangan dengan Zionis Yahudi. Dan hubungan dagang ini berkelanjutan
hingga setelah revolusi Syiah yang dipimpin oleh Khomeini.
Bahkan
pada tahun 1980-1985, Zionis Yahudi merupakan Negara pemasok senjata
terbesar ke Iran. Sandiwara "permusuhan" Iran dan Yahudi mulai
terbongkar, ketika pesawat kargo Argentina yang membawa persenjataan
dari Yahudi ke Iran tersesat, sehingga masuk ke wilayah Uni Soviet, dan
akhirnya di tembak jatuh oleh pasukan pertahanan Uni Soviet.
Dikisahkan, Iran membeli persenjataan dari Yahudi seharga 150 juta
dolar Amerika, sehingga untuk mengirimkan seluruh senjata tersebut,
dibutuhkan 12 kali penerbangan.
Selanjutnya kalaulah
memang Ahmadinejad serius melawan Zionis Amerika, sekiranya ia bisa
berbuat lebih riil dalam melaksanakannya. Tidak jauh dari Iran,
berbatasan langsung dengan teritori Ahmadinejad, yakni Afghanistan
dimana puluhan ribu mujahidin bahu membahu mengusir Amerika dan
cengkaman Zionis. Namun sampai saat ini belum ada tindakan konkret dari
Ahmadinejad untuk membantu Afghan mengusir Amerika.
Yang
terjadi justru sebaliknya. Kita ketahui bersama hubungan Ahmadinejad
dengan Nouri Al Maliki dekat sekali. Sebab Perdana Menteri Syiah di
Irak ini juga naik atas jasa Teheran. Maka itu, pada 18 Oktober 2010,
Maliki terbang ke Teheran pada hari Senin untuk meminta dukungan bagi
masa jabatan barunya, karena Iran telah memiliki pengaruh yang
signifikan di Baghdad sejak runtuhnya Saddam. Padahal jelas-jelas Nouri
Al Maliki adalah kaki tangan Amerika di Irak. (Lebih jauh baca di
Eramuslim, Akhirnya, Poros Baru Syiah: Ahmadinejad-Maliki-Al-Sadr, 20 Oktober 2010)
Hanya
sekelompok kecil orang-orang Nasionalis Barat, didukung oleh
orang-orang Syiah yang berlindung dibalik ketiak Amerika Serikat yang
mendukung pemerintahan Nouri sekarang dan juga Amerika Serikat dan
sekutunya tentunya.
Kelompok Islam di Irak jelas menentang
pemerintahan bentukan Amerika Serikat sekarang dan menyatakan perang
terhadapnya (pemerintahan kafir Amerika) adalah Jihad, dan mati
melawannya adalah mati syahid. Lalu dimana suara Ahmadinejad dan
konci-konco Syiah di Iran untuk ikut membantunya?
Oleh karenanya sudah seyogyanya umat muslim baro’
kepada Syiah. Karena sejatinya baik dari segi akidah maupun kenyataan
di lapangan, kaum Syiah tidak berpihak kepada kaum muslim dan justru
bermesraan dengan kaum kafir. Allahua'lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar